Kepanjangan dari cerpen adalah cerita
pendek yang dirangkai menjadi cerita yang singkat. Dalam tulisan cerpen
hanya berkisar antara satu atau dua halaman kertas folio saja sehingga
alur cerita dalam cerpen tersebut tidak terlalu berbelit-belit. Cerpen
merupakan sebuah karangan yang fiktif dan berisi mengenai alur cerita
yang berfokus pada tokoh cerita dan situasi cerita terbatas. Sebuah
cerpen biasanya secara langsung mengarah kepada topik utama dalam
cerita. Selain itu, jumlah kata dalam cerpen kurang dari 10.000 kata
yang bersifat padat dan intensif serta memiliki aspek tentang kehidupan.
Sebuah cerpen biasanya dalam penyajian
pada Contoh Cerpen Singkat, terbentuk adanya unsur-unsur intrinsik yang
terdiri dari tokoh, alur, tema,, tempat, waktu, sudut pandang dan amanat.
Contoh cerpen
Kisah Seorang Penjual Koran
Di ufuk timur, matahari belum tampak.
Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun
pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih
lengang. Siapakah gerangan anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran,
yang bernama Doni.
Menjelang pukul lima pagi, ia telah
sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Doni?”
tanya Bang Karno. “Biasa saja.”jawab Doni. Bang Karno mengambil
sejumlah koran dan majalah yang biasa dibawa Doni untuk langganannya.
Setelah selesai, ia pun berangkat.
Ia mendatangi pelanggan-pelanggan
setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan Doni
setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu
dikerjakannya dengan gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.
Ketika Doni sedang mengacu sepedanya,
tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut adalah
sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Doni jadi gemetaran. Benda
apakah itu? Ia ragu-ragu dan merasa ketakutan karena akhir-akhir ini
sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Doni khawatir benda itu adalah
bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan
tersebut. Tampak di dalam bungkusan itu terdapat sebuah kardus. “Wah,
apa isinya ini?’’tanyanya dalam hati. Doni segera membuka bungkusan
dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalamnya terdapat
kalung emas dan perhiasan lainnya. “Wah apa ini?”tanyanya dalam hati.
“Milik siapa, ya?” Doni membolak-balik cincin dan kalung yang ada di
dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di
dalamnya. “Lho,…ini kan milik Pak Alif. Kasihan sekali Pak Alif ,
rupanya ia telah kecurian.”gumamnya dalam hati.
Apa yang diperkirakan Doni itu memamg
benar. Rumah Pak Alif telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri
tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya
terjatuh. Doni dengan segera memberitahukan Pak Alif. Ia menceritakan
apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Alif karena
perhiasan milik istrinya telah kembali. Ia sangat bersyukur, perhiasan
itu jatuh ke tangan orang yang jujur. Sebagai ucapan terima kasihnya,
Pak Alif memberikan modal kepada Doni untuk membuka kios di rumahnya.
Kini Doni tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia
cukup menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk
mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Doni digantikan oleh
saudaranya yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari
sebuah kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar