Rabu, 17 Desember 2014

Bahaya Tidur Setelah Makan

Bahaya Tidur Setelah Makan




 Terasa nikmat memang setelah kita makan malam, namun tahukah anda jika langsung tidur setelah makan bisa memberikan berbagai efek buruk bagi kesehatan? Langsung tidur setelah makan memang terasa sangat enak, bagaimana tidak? setelah kenyang makan langsung tidur untuk berisitirahat.
Namun sebaiknya anda mulailah untuk menghilangkan kebiasaan buruk itu, karena langsung tidur setelah makan bisa menyebabkan berbagai gangguan bagi tubuh anda, hingga stroke bisa anda dapatkan bila anda tidak mengubah kebiasaan ini.
Berikut bahaya yang bisa ditimbulkan jika langsung tidur setelah makan :
  1. Berat badan naik
    Untuk menurunkan berat badan, kamu harus membakar kalori lebih banyak dari kalori yang masukke tubuh, makan larut malam sangat berbahaya karena bisa membuat tubuh menumpuk lemak lebih banyak. Jika kamu lapar tengah makan, sebaiknya cobalah mengisi perut dengan makanan sehat seperti salad dan buah, bukan makanan tinggi kalori seperti kue atau pizza.
  1. Rasa panas di dada
    Berbaring setelah makan mungkin akan membuat merasa baik pada awalnya, tapi sementara tubuh beristirahat, sistem pencernaan akan bekerja keras. Langsung tidur setelah makan bisa memicu sakit maag, yang disebabkan oleh kelebihan asam lambung sehingga menimbulkan rasa panas yang menyebar naik dari perut ke dada dan kadang sampai tenggorokan.
  1. Refluks asam
    Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam terjadi karena katup antara perut dan kerongkongan tidak menutup sepanjang jalan, hal ini memungkinkan asam lambung untuk kembali ke tenggorokan, yang menyebabkan sensasi terbakar. Berbaring ke sisi kanan setelah makan dapat memperburuk kondisi ini.
  1. Stroke
    Langsung tidur setelah makan juga dapat meningkatkan peluang untuk mengalami stroke, menurut sebuah penelitian yang dilakukan di University of Ioannina Medical School di Yunani. Penelitian yang difokuskan pada 500 orang sehat, menemukan bahwa orang yang menunggu paling lama antara makan dan tidur berada di risiko terendah mengalami stroke.
Teori pertama menyebutkan hal ini terjadi karena refluks asam lebih mungkin menyebabkan apnea tidur, yaitu henti napas saat tidur yang dapat meningkatkan risiko stroke. Teori lain menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena sistem pencernaan bekerja keras sehingga dampaknya meningkatkan tekanan darah, kadar gula darah dan mungkin juga mempengaruhi kolesterol yang meningkatkan peluang stroke. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar